JETRO Jakarta Newsletter Vol.55 June 2009
Studi Banding ke-18 tentang Biaya Investasi di 30 Kota/Wilayah Utama di Asia
JETRO telah melaksanakan studi banding tentang biaya yang terkait dengan investasi di 30 kota/wilayah utama di Asia pada Januari 2009.
Awalnya studi ini terfokus pada biaya yang terkait dengan industri manufaktur namun kemudian dikembangkan pula pada industri jasa. Hal ini dikarenakan meningkatnya kebutuhan akan informasi tentang investasinya seiring percepatan kemajuan industri jasa dalam bidang distribusi, penjualan, keuangan, komunikasi, dll. Secara kongkrit pada materi studi tentang upah dalam masing-masing kelas industri manufaktur (pekerja, teknisi, dan manajer) ditambahkan kelas non-industri manufaktur yaitu “staf administasi” dan “manajer”. Di samping itu, disurvei pula biaya sewa apabila penjual berlokasi di area pertokoan dan show-room di pusat kota.
Saat melihat hasil studi ini mohon diperhatikan bahwa perbedaan fluktuasi mata uang masing-masing negara terhadap Dollar Amerika Serikat cukup besar dibanding sebelumnya (Januari 2008), di antaranya Won (Korea Selatan) jatuh hampir sebesar 50% sementara Rupee (Pakistan), Rupee (India), Rupiah (Indonesia), dan Peso (Filipina) pun jatuh sekitar 20%. Di beberapa kota ini mata uang melemah menutupi kenaikan masing-masing biaya dan menjadi cukup sulit mencerminkan biaya mahal/murah berdasarkan mata uang lokal apabila dilihat dengan mata uang Dollar Amerika Serikat.
Namun demikian, pergerakan yang relatif menonjol ada pada upah, biaya terkait properti, dan biaya pengiriman dengan kontainer.
1. Upah
Inflasi mendorong kenaikan upah
Pada tahun 2008 terlihat kenaikan upah di seluruh wilayah Asia. Faktor penyebab kenaikan ini adalah meningginya inflasi. Sejak Mei-Juni 2008 banyak negara yang mengalami rasio inflasi mencapai 2 digit dibandingkan dengan periode bulan yang sama tahun sebelumnya. Di Vietnam, Srilangka, Myanmar dan Pakistan inflasi terus melambung lebih dari 20%. Kondisi ini berpengaruh pada dinaikkannya upah minimum di beberapa kota di Cina, Bangkok, Manila, Vietnam dan kota-kota di India.
Dalam upah minimum di 7 kota daratan Cina, Shanghai dan Guangzhou (revisi per 1 April 2008) serta Beijing dan Shenzhen (revisi per 1 Juli 2008) mencatat kenaikan upah minimum mencapai 2 digit sehingga upah bulanan menjadi 117 s/d 146 Dollar. Angka ini menyamai Bangkok dan Manila yang memiliki standar tinggi di ASEAN atau bahkan melebihi standar tersebut. Namun sebaliknya, ketika studi ini dilakukan, tidak ada kenaikan upah minimum di Dailan, Shenyang, dan Qingdao sejak studi sebelumnya sehingga tetap berada di level sekitar 100 Dollar.
Upah minimum harian di seluruh kabupaten di Thailand naik 2 s/d 11 Baht (1 Baht = sekitar 2,7 Yen; rasio kenaikan di Bangkok 4,6%). Selain itu, berdasarkan revisi UU perlindungan tenaga kerja yang diberlakukan pada bulan Mei 2008, penetapan pemberian hak yang sama dengan pekerja tetap bagi pekerja outsourcing pun dianggap menjadi pemicu kenaikan biaya tenaga kerja. Di Filipina upah minimum di setiap wilayahnya mengalami kenaikan sejak pertengahan Mei 2008. Di sekeliling Ibukota Manila upah harian naik 20 Peso (1 Peso = sekitar 2,6 Yen). Gaji pegawai negeri pun dinaikkan merata sebesar 10%.
Bila melihat rasio kenaikan upah nominal periode 2008 yang disampaikan secara resmi, Thailand mencapai 10,3% (3,0% pada tahun 2007) dan Filipina 5,52% (3,43% tahun 2007). Sementara Vietnam mengumumkan peraturan pemerintah tentang kenaikan upah minimum pada Oktober 2008 dan melaksanakannya pada 1 Januari 2009 dengan rasio kenaikan untuk PMA di wilayah Hanoi dan Ho Chi Minh sebesar 20% sedangkan Danan 35%.
Upah industri jasa cenderung lebih tinggi daripada industri manufaktur
Upah industri non-manufaktur, yang baru pertama kali ini dibahas, terlihat cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan industri manufaktur. Bila melihat upah (jumlah beban riil tahunan) untuk jabatan manajer (level kepala departemen marketing) yang terdapat baik pada industri manufaktur maupun pada non-manufaktur, di 25 dari 30 kota/wilayah yang menjadi target studi, upah pekerja industri non-manufaktur melebihi pekerja industri manufaktur, dengan selisih cukup besar pada pekerja level ini, terutama di Srilangka (58,6%), India (42,6%), dan Vietnam (33,6%). (Berdasarkan jumlah beban riil tahunan).
Beban riil besar
Bila membandingkan jumlah beban riil tahunan (termasuk berbagai tunjangan, uang lembur, bonus dll) dengan gaji pokok tahunan (yang merupakan kelipatan 12 dari gaji pokok bulanan), jumlah beban riil meningkat rata-rata 3 s/d 7 kali lipat dari gaji pokok. Terutama pada industri manufaktur, jumlah beban riil pekerja di Myanmar sebesar 2,8 kali lipat dari gaji pokok, sedangkan di Thailand sebesar 2 kali lipat. Pada industri non-manufaktur jumlah beban riil pekerja level staf di Srilangka sebesar 2 kali lipat dari gaji pokok sedangkan yang level manajer sebesar 1,5 kali lipat. Selisih yang besar antara gaji pokok tahunan dan jumlah beban riil tahunan yang terjadi di beberapa kota ditengarai berasal dari perbandingan yang tinggi antara jaminan sosial, bonus, dan berbagai tunjangan dalam upah.
2. Biaya properti
Meskipun Cina stabil, Vietnam tetap tinggi
Biaya sewa rumah di Cina yang pada suatu masa pernah meroket sekarang cenderung turun. Dalam studi sebelumnya semua, kecuali satu wilayah, mengalami kenaikan, namun kali ini Shanghai, Shenzhen, dan Guangzhou cenderung naik, sementara Beijing hampir tidak berubah jika didasarkan pada mata uang Yuan sebelum konversi dolar, sedangkan beberapa kota lainnya mengalami penurunan. Demam investasi dan spekulasi dalam properti yang terus mendingin pun merupakan salah satu penyebabnya. Biaya sewa kantor di hampir seluruh kota terus meningkat namun bila mengamati berdasarkan mata uang Yuan di Dailan, Qingdao, dan Shenzhen tetap tidak berubah atau berbalik turun.
Di sisi lain, permintaan area perkantoran dan rumah tinggal bagi para tenaga kerja asing (TKA) di Hanoi mengalami persaingan ketat, sebagaimana sebelumnya, dengan biaya sewa cenderung terus meninggi sejak tahun lalu. Biaya sewa perkantoran (gedung perkantoran 63LTT) 10,7 Dollar/bulan/m2, sedangkan biaya sewa rumah TKA mengalami kenaikan sebesar 100 Dollar/bulan/m2 dibanding tahun sebelumnya.
Di Mumbai booming properti telah mereda, biaya sewa kantor dan rumah tinggal bagi TKA pun menurun sejak tahun lalu, namun jika dibandingkan dengan kota lainnya tetap relatif berbiaya tinggi.
Biaya sewa area pertokoan dan show-room di pusat kota (per m2/bulan) di 30 kota/wilayah, 5 kota di antaranya (Shenyang, Singapura, Ho Chi Minh, New Delhi, dan Bangalore) 60 s/d 80 Dollar, hampir sama dengan standar di Yokohama (74,84 Dollar). Sebaliknya di 5 kota lainya (Shenzhen, Guangzhou, Hongkong, Hanoi, dan Mumbai) cukup mahal masing-masing lebih dari 120 Dollar.
3. Biaya pengangkutan menggunakan kontainer
Jatuh merata seiring turunnya permintaan
Biaya pengangkutan menggunakan kontainer turun di beberapa kota karena menurunnya permintaan akibat krisis ekonomi global sejak semestar kedua 2008. Terutama biaya pengangkutan ke Jepang di Dailan, Shenyang, dan Taipei jatuh sebesar 2 digit, sangat signifikan dibandingkan dengan hasil studi sebelumnya. Sementara biaya pengangkutan di Qingdao, Hongkong, Kuala Lumpur, dan New Delhi mengalami penurunan yang sangat signifikan untuk tujuan baik Jepang maupun Amerika Serikat, sedangkan di Shanghai, Manila, Hanoi, Yokohama, dan Okinawa mengalami penurunan untuk tujuan Amerika Serikat.
========================================================================================
Business Matching Database (TTPP)
Melakukan kemitraan bisnis secara online melalui layanan JETRO
Database tentang kemitraan bisnis secara online yang tersedia gratis, memungkinkan perusahaan dan perorangan diseluruh dunia melakukan kemitraan bisnis melalui sekitar 30,000 usulan dan/atau proposal bisnis. TTPP menjangkau mitra bisnis potensial di Jepang dan dunia internasional. Daftarkan perusahaan anda dan sampaikan proposal bisnis anda melalui TTPP https://www3.jetro.go.jp/ttppoas/index.html
TTPP juga dapat diakses melalui website KADIN Indonesia http://www.kadin-indonesia.or.id (klik pada bagian “temu usaha”).
========================================================================================
Aturan Hak Cipta
Hak Cipta JETRO Jakarta
Hak Cipta sepenuhnya. Tidak ada bagian dari laporan ini yang boleh direproduksi, atau ditransmisi dalam bentuk apapun atau dengan cara apapun seperti secara elektronik atau mekanik, termasuk fotokopi, rekaman, dan fotokopi mikro, atau melalui sistem penyimpanan dan panggilan tertentu, tanpa ijin tertulis dari penerbit.
========================================================================================
Penerbit:
JETRO Jakarta Center
Summitmas I, 6th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav.61-62 Jakarta, Indonesia
Tel: (62-21) 520 0264 Faks: (62-21) 520 0261
E-mail: jkt@jetro.or.id Website: https://www.jetro.go.jp/indonesia
* Bagi Anda yang tidak menghendaki pengiriman JETRO Jakarta Newsletter harap kirimkan permohonan pemberhentian pengiriman ke jkt@jetro.or.id.
JETRO (C) copyright 2009 All right reserved