JETRO Jakarta Newsletter Vol.41 September 2008

       
                                                                                                          Edisi 41/Maret 2008

Jetro menyelenggarakan seminar OVOP


Pada tanggal 4 Maret 2008 diselenggarakan Seminar OVOP Indonesia oleh
JETRO bekerja sama dengan Departemen Perindustrian, KADIN, DEKRANAS di
hotel di Jakarta (Seminar ini juga didukung oleh Departemen Perdagangan,
Kedutaan Jepang di Indonesia, JICA Indonesia).

[JETRO mendukung OVOP dalam rangka proyek kerjasama EPA]

Sebagai pihak penyelenggara, Mr. Tadashi Izawa, Wakil Pimpinan Jetro
memberi sambutan pada sesi pembukaan. “Jetro sangat mendukung
pengembangan industri pendukung dan pengembangan SDM dalam rangka proyek
kerjasama EPA, dimana dukungan terhadap OVOP juga merupakan salah satu
bentuk dari kegiatan tersebut”. Ia juga menyinggung adanya
penandatanganan EPA antara Jepang dan Indonesia yang terlaksana pada bulan
Agustus tahun yang lalu.

Kemudian Wakil Presiden Bapak Yusuf Kalla sebagai tamu dari pihak
Indonesia menceritakan pengalaman dalam memanfaatkan metode ala OVOP.
Sebagai pengusaha yang berasal dari Sulawesi Selatan, ia mengatakan bahwa
dalam melaksanakan OVOP multak adanya kerjasama antara industri dan pemda
setempat untuk meningkatkan nilai tambah produk. “Keberhasilan OVOP di
Thailand dan Jepang tercapai karena adanya kerjasama antara industri dan
pemda. Oleh karena itu perlu kerjasama antara pemerintah dan swasta di
tingkat daerah di Indonesia”, tambahnya.

[Menciptakan komoditas yang andal secara global dengan memanfaatkan sumber
lokal]

Pada sesi pertama dengan tema “kegiatan OVOP di luar negeri”, Menteri
Perindustrian Bapak Fahmi Idris memperkenalkan upaya OVOP di lingkungan
Departemennya. Dalam Paket Kebijakan Ekonomi baru yang diumumkan pada
bulan Juni tahun lalu, Departemen Perindustrian ditunjuk sebagai instansi
berwenang dalam Pengembangan Kluster dengan menggunakan skema OVOP.
Sebagai salah satu bentuk pelaksanaannya, kemudian diterbitkan Kepmen pada
bulan September tahun lalu. Bapak Menteri menyatakan bahwa nantinya
komoditas unggul di beberapa daerah akan dipilih sebagai calon komoditas
OVOP dengan kriteria (1) keunikan/kreatifitas budaya, (2) mutu dan
penampilan, (3) potensi pasar, dan (4) kemampuan produksi secara
berkesinambungan.


Kemudian, Pimpinan Oita OVOP International Exchange Promotion Committee,
Dr. Morihiko Hiramatsu, memberikan sambutan utama dengan tema “kegiatan
OVOP yang semakin menyebar di dunia”. Sebagai pelopor OVOP, Mr.
Hiramatsu, yang saat itu adalah gubernur Oita pada sekitar tahun 1970-an
mencanangkan OVOP sebagai kebijakan dalam rangka mengatasi masalah
depopulasi yang disebabkan generasi muda yang meninggalkan daerahnya dan
lesunya industri setempat. Dalam sambutannya, Mr. Hiramatsu menjelaskan
bahwa tujuan OVOP adalah mewujudkan peningkatan pendapatan dan kehidupan
yang makmur yang mengarah bukan pada GNP (Gross National Product)
melainkan GNS (Gross National Satisfaction). Dalam hal ini yang penting
adalah tidak hanya kemakmuran dari segi ekonomi tetapi juga peningkatan
kepuasan batin masyarakat setempat. Menurutnya, kunci keberhasilan OVOP
adalah “Lokal tetapi Global (menciptakan produk yang unik di dunia dengan
memanfaatkan sumber lokal), Penekanan pada "Originalitas dan Ingenuitas" serta “Pengembangan SDM”.

[Membuat apa yang dibutuhkan pembeli merupakan dasar dalam pengembangan
produk]

Pada sesi kedua dengan tema “dukungan JETRO dalam OVOP” dilaporkan hasil
proyek percontohan OVOP di Yogyakarta. JETRO telah 6 kali mengirimkan ahli
desain interior Jepang, Mr. Kitagawara, yang memberi bimbingan
pengembangan produk sesuai dengan gaya hidup modern masyarakat Jepang
dengan memanfaatkan bahan, budaya dan tradisi setempat. Pada Pameran
International Interior Lifestyle yang diselenggarakan di Tokyo pada bulan
Juni 2007, mebel kayu, batik, produk dari kulit ikan pari, produk bambu
dll dipamerkan sebagai merek JOGJAtic yang saat itu disambut baik oleh
para pembeli Jepang. Pimpinan JETRO Jakarta Centre, Mr. Sadanobu Kusaoke,
menyatakan bahwa alasan JOGJAtic dapat diterima oleh pasar Jepang adalah (1) pengembangan produk sesuai dengan selera konsumen Jepang, (2) kegiatan
spontan dan mandiri oleh produsen dan dukungan yang tepat oleh pemda
propinsi, (3) jiwa terbuka yang menuju pasar baru dengan tetap menghormati
tradisi setempat.

Kemudian, ahli Jetro, Mr. Kitagawara memberikan ceramah mengenai
Pentingnya Desain yang Original. Dia mengatakan bahwa sebagus apapun
produknya, tidak akan laku kalau tidak sesuai dengan keinginan pembeli.
“Yang terpenting adalah survei (pasar) mengenai apa yang diminati sebelum
memulai produksi”, tambahnya. Produk massal dengan mesin sama di negeri
manapun produksinya, dan dari segi harga tidak bisa bersaing dengan produk
Cina, katanya. ”Jadi yang terpenting adalah membuat produk yang berciri
khas khusus dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar yang biasa
digunakan selama ini, bukan bahan baku dari luar”, ditekankannya.

Pimpinan JOGJAtic yang dibentuk dalam proyek ini, yang merupakan kumpulan
produsen, Bapak Yuli Sugianto (Direktur Ladunni Globalindo, produsen
mebel) juga memberi ceramah. Dia menjelaskan rencana kedepan untuk
mempromosikan penjualan dengan tujuan pasar di Jepang yaitu (1) siaran
khusus JOGJAtic di acara TV Shopping di Jepang pada akhir Maret ini, (2)
stan pameran di lobi kedatangan di bandara di Yogya, (3) produk dipamerkan
di ITPC di Osaka, dll.

Pada Diskusi Panel dalam sesi ketiga dihadiri oleh Dirjen Sakri Widhianto
dari Departemen Perindustrian, yang bertindak sebagai moderator, Bachrul
Chairi, ketua NAFED, Dirjen Martani Huseini dari Departemen Kelautan dan
Perikanan, Professor Renald Khasali, UI, Robby Kusmaharta, kepala bagian
perdagangan DEKRANAS cabang Yogya yang bertindak sebagai panelis dalam
diskusi penerapan OVOP di Indonesia. Para panelis berpendapat bahwa
kemampuan pengembangan produk adalah hal yang mutlak dalam mendorong OVOP,
dengan contoh kursi segi empat yang dikembangkan petani Jepang. Ada juga
pendapat yang menyatakan bahwa dalam pengembangan produk di Indonesia,
masalah perlindungan HKI harus diselesaikan terlebih dahulu.

[JETRO sedang mempertimbangkan proyek percontohan kedua]

JETRO akan melanjutkan proyek OVOP sebagai proyek EPA. JETRO sedang
mempertimbangkan daerah proyek dan produk sasaran untuk mengadakan proyek
percontohan kedua dengan tujuan ekspor ke Jepang pada TA 2008 yang disusul
Yogyakarta. Kelanjutan bantuan juga dipertimbangkan dalam bentuk
pengiriman ahli dll untuk mendukung kegiatan JOGJAtic dalam bentuk:
perkuatan fungsi JOGJAtic sebagai asosiasi pelaku, pemberdayaan kegiatan,
meningkatkan kinerja industri kerajinan setempat secara keseluruhan
melalui pembinaan penyuluhan.



======================================================================

Business Matching Database (TTPP)


Melakukan kemitraan bisnis secara online melalui layanan JETRO



Database tentang kemitraan bisnis secara online yang tersedia gratis, memungkinkan perusahaan dan perorangan diseluruh dunia melakukan kemitraan bisnis melalui 40,000 lebih usulan dan/atau proposal bisnis. TTPP menjangkau mitra bisnis potensial di Jepang dan dunia internasional. Daftarkan perusahaan anda dan sampaikan proposal bisnis anda melalui TTPP https://www3.jetro.go.jp/ttppoas/index.html

TTPP juga dapat diakses melalui website KADIN Indonesia http://www.kadin-indonesia.or.id (klik pada bagian “temu usaha”).