newsletter

       
                                                                                        Edisi 36/Oktober 2007


JETRO menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia - Jepang (1)


Pada tanggal 20 Agustus di siang hari, diselenggarakan Forum Bisnis Indonesia - Jepang dengan menghadirkan misi ekonomi Nippon Keidanren yang turut serta dalam kunjungan rombongan PM Abe ke Indonesia. Pada pembukaan acara tersebut, PM Abe dan Presiden SBY memberikan kata sambutan, yang kemudian disusul dengan diskusi panel berkaitan dengan perkembangan hubungan ekonomi kedua negara di masa yang akan datang pasca penandatanganan JIEPA. Acara tersebut dihadiri oleh menteri-menteri utama di bidang ekonomi, pihak KADIN dan anggota-anggota misi ekonomi. Berikut ini adalah ringkasan mengenai acara pembukaan.

[Harapan terhadap Kunjungan Akbar Misi Ekonomi yang Pertama sejak 3 Tahun Terakhir]

Forum Bisnis Indonesia - Jepang diselenggarakan atas kerjasama pihak KADIN, Nippon Keidanren, Nissho (the Japan Chamber of Commerce and Industry) dan JETRO, yang dihadiri oleh lebih dari 400 orang, antara lain pemimpin kedua negara, menteri-menteri utama Indonesia, pihak pemerintah Jepang, anggota utama KADIN, anggota misi ekonomi dll. Khusus pada acara pembukaan dimana pemimpin kedua negara memberikan kata sambutan, hadir sekitar 100 orang dari kalangan pers kedua negara. Suasana forum terasa hangat dan bersahabat, dimana para peserta dari ke dua negara sangat antusias sejak acara dari pagi hari dimana diadakan penandatanganan JIEPA.

[Memasuki Era Kerjasama Baru dengan Penandatanganan JIEPA]

Acara pembukaan dimulai dengan kehadiran PM Abe dan Presiden SBY yang didampingi oleh Hidayat Ketua Umum Kadin, Ketua Nippon Keidanren Mitarai dan CEO Jetro Hayashi selaku penyelenggara. Dalam sambutannya, Hidayat mengemukakan bahwa kunjungan misi yang terdiri dari para pimpinan dunia usaha Jepang, menunjukkan komitmen Jepang yang begitu kuat serta harapan kerjasama ekonomi yang lebih erat. Ia juga mengemukakan sejarah persahabatan antara kedua negara yang telah terjalin selama ini dan dengan penandatanganan JIEPA, kedua negara telah memasuki era kerjasama yang baru, sehingga anggota KADIN akan bersedia untuk membahas masalah perdagangan dan investasi yang lebih intensif bersama pengusaha Jepang dalam rangka EPA. Ditambahkan juga bahwa selama ini KADIN berusaha untuk mencapai sasaran pemerintah dalam rangka perbaikan iklim usaha, pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Maka dengan adanya kerangka JIEPA diharapkan dapat menjadi suatu sinergi untuk meningkatkan investasi di Indonesia.

[Indikasi Kemungkinan Investasi Sekitar 7 Miliyar USD dalam 5 Tahun ke depan]

Setelah itu, Ketua Nippon Keidanren Mitarai dalam sambutannya menyatakan bahwa tahun depan adalah tahun ke-50 terbentuknya hubungan diplomatik kedua negara, dan hubungan kedua negara ini akan memasuki era baru. Oleh karena itu melalui kerangka JIEPA, diharapkan perdagangan dan investasi antara kedua negara semakin luas dan dalam, sehingga hubungan komplementer kedua negara secara strategis akan semakin erat. Juga dikemukakan harapannya bahwa apabila iklim investasi dan usaha dikembangan melalui Forum Investasi Gabungan Pemerintah-Swasta antara kedua negara yang telah didirikan pada tahun 2004, maka dapat meningkatkan daya saing Indonesia secara internasional dan meningkatkan daya tarik sebagai negara tujuan investasi. Menurutnya, berkat upaya pemerintah Indonesia yang terus-menerus dalam usaha perbaikan iklim investasi, maka banyak peserta misi dari perusahaan-perusahaan Jepang menunjukkan minat yang besar dalam penguatan hubungan ekonomi. Walaupun disertai dengan perbaikan investasi yang lebih baik sebagai prasyarat, saat ini sedang dipertimbangkan investasi di bidang energi khususnya migas, mesin, otomotif dll dengan nilai lebih dari 800 miliyar yen atau sekitar 7 miliyar USD. Ditambahkannya bahwa melalui forum hari ini diharapkan terjadi suatu diskusi yang aktif mengenai strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia, perbaikan investasi, strategi bisnis global pasca
penandatanganan JIEPA sehingga dapat memperdalam pemahaman diantara peserta ke dua negara.

[Diharapkan Terbentuknya Kemitraan Strategis Kedua Negara yang Lebih Erat]

Sementara itu, Presiden SBY dalam sambutannya menyatakan bahwa JIEPA akhirnya ditandatangani melalui perundingan yang intensif selama 2 tahun, dan diharapkan hal ini dapat mendorong kerjasama ekonomi di bidang perdagangan dan investasi kedua negara. Beliau menyatakan bahwa hubungan ekonomi kedua negara akan memasuki era baru. Sebagai tindak lanjut dari pasca penandatangan JIEPA, adalah dengan memperkuat kemitraan strategi yang lebih erat yang telah dicanangkan pada saat kunjungan ke Jepang pada bulan November tahun lalu yaitu, Strategic Partnership for a Peaceful and Prosperous Future (Kemitraan Strategis untuk Perdamaian dan Kesejahteraan di Masa yang akan datang) antara ke dua negara, sehingga diharapkan dapat terwujud kemajuan masyarakat, peningkatan kesejateraan dan kestabilan daerah. Namun, menurutnya, Kemitraan Strategis dan EPA ini akan sungguh berhasil apabila pihak swasta kedua belah pihak turut mensukseskan dengan memberikan kontribusinya secara nyata. Peran Pemerintah saja tidak akan cukup, oleh karena itulah, beliau menyatakan kegembiraannya dan menyambut baik keikutsertaan kalangan pengusaha Jepang yang begitu besar dalam kunjungan PM Abe di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa kedua belah pihak sama-sama optimis di dalam membuka lembaran baru hubungan ekonomi dan memiliki antusiasme yang tinggi untuk mengisinya dengan kerjasama yang konkrit dan saling menguntungkan.

Mengenai hubungan ekonomi kedua negara, beliau menambahkan bahwa kerjasama ekonomi Indonesia dan Jepang telah terjalin sejak lama. Jepang menempati posisi penting sebagai mitra dagang dan investor Indonesia yang terbesar. Saat ini ada sekitar 1,000 perusahaan Jepang di Indonesia, yang mempekerjakan sekitar 200.000 warga Indonesia. Corporate culture Jepang banyak diterapkan di Indonesia, dan banyak manajer serta pekerja Indonesia yang mendapat keuntungan dari alih teknologi dan ilmu manajemen Jepang.
Antara pengusaha Jepang dan pengusaha Indonesia telah sama-sama memahami tentang komplementaritas, etos kerja, potensi dan budaya masing-masing.

Menyinggung kondisi Indonesia terakhir ini, dijelaskan bahwa Dalam kuartal kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,3%, yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Credit rating Indonesia saat ini juga yang terbaik sejak krisis. Ekspor Indonesia tahun lalu telah menembus US$ 100 milyar, ini pertama kali terjadi dalam sejarah. Inflasi tetap terjaga, dengan target sekitar 6%. Sektor riil juga tumbuh semakin baik. Sementara itu dalam 2 tahun terakhir, Pemerintah Indonesia telah melancarkan program anti korupsi yang dipandang paling agresif dalam sejarah Pemerintah Indonesia. Pemerintahan daerah juga mengalami transformasi pesat dengan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, termasuk yang terjadi di Jakarta baru-baru ini. Kemudian adanya semangat yang besar untuk meningkatkan ekspor dan investasi, membangun infrastruktur, mendorong sektor industri, meningkatkan sektor pertanian, memperkuat daya saing, mengembangkan UKM, meningkatkan eksplorasi minyak dan gas bumi, menciptakan lapangan pekerjaan, memberantas kemiskinan, dan lain sebagainya. Untuk mencapai hal tersebut, beliau mengharapkan partisipasi pengusaha Jepang untuk menjadi bagian dari transformasi Indonesia ini. Dengan demikian, menurutnya, Sukses Jepang adalah Sukses Indonesia, sebaliknya, Sukses Indonesia juga adalah Sukses Jepang. Masa depan, kesejahteraan dan kemajuan kedua negara sudah saling terkait, dan akan semakin terkait. Inilah hakekat dari Kemitraan Strategis Indonesia dan Jepang.

Dikemukakan juga bahwa investasi Jepang di Indonesia diharapkan dapat meningkat di masa depan, terutama dengan disahkannya Undang Undang Investasi yang baru pada bulan April yang lalu, yang menjamin perlakuan yang sama bagi para investor, kepastian hukum dan transparansi yang lebih besar, proses perijinan yang lebih ringkas, dan berbagai insentif dibidang fiskal, pertanahan dan imigrasi. Ditambahkan juga bahwa Pemerintah telah meluncurkan paket reformasi di bidang Kepabeanan, dan juga perpajakan. Selain itu, pemerintah juga terus memperbaiki pelaksanaan peraturan perburuhan dan menjaga proses hubungan industri yang baik. Sebagai kata akhir, dijelaskan bahwa menjelang 50 tahun hubungan diplomatik antara pemerintah Indonesia - Jepang, setelah melewati apa yang dinamakan “Golden Years of Friendship”, maka akan diupayakan secara lebih keras agar Indonesia dan Jepang akan sama-sama tumbuh makmur dalam perdamaian dan persahabatan, demi rakyat serta, demi masa depan bersama.

Dengan Memahami Ekspektasi yang Kuat dari Dunia Usaha Jepang, Diharapkan Menjadi Momen Penting untuk Melakukan Perkembangan yang Lebih Luas.
PM Abe dalam sambutannya pertama-tama mengucapkan selamat atas hari kemerdekaan negara Indonesia yang ke-62 pada beberapa hari yang lalu. Dikemukakan bahwa selama ini ekonomi Indonesia telah mencapai kemajuan dan perkembangan yang begitu pesat sehingga hubungan ekonomi antara kedua negara juga ikut berkembang. Menurutnya, Jepang selama ini bekerjasama
dalam perkembangan Indonesia melalui bantuan pembangunan dari pemerintah dan investasi swasta, sedangkan berbagai upaya reformasi ekonomi termasuk perbaikan iklim investasi terus dilanjutkan dengan kepemimpinan presiden SBY. Diharapkan, kesempatan ini menjadi suatu momen yang penting dalam perkembangan yang lebih luas antara ke dua negara dengan kehadiran sekitar 200 anggota misi ekonomi dari Nippon Keidanren.

Beliau menambahkan bahwa, pada saat kunjungan presiden SBY di Jepang pada November lalu, telah dicanangkan pernyataan bahwa hubungan kedua negara akan dikembangkan ke dimensi yang lebih canggih melalui kemitraan strategis yaitu Strategic Partnership for a Peaceful and Preperous Future. Dalam hal ini, penandatanganan JIEPA yang baru dilaksanakan merupakan suatu hasil dari pernyataan tersebut. Selama ini kedua negara telah mengupayakan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan, namun dengan Forum Investasi Gabungan Pemerintah-Swasta diharapkan dapat menjadi contoh untuk negara lain sebagai epoch-making, dan diharapkan rencana tindak yang dicanangkan akan dilaksanakan secara pasti. Penanggulangan masalah perubahan iklim global dan perkembangan yang stabil dilaksanakan melalui kerjasama di bidang energi dll, akan dapat memberi keuntungan bagi kedua negara. Oleh karena itu diperlukan pembangunan hubungan yang lebih luas, tidak hanya di bidang ekonomi seperti yang telah dilaksanakan selama setengah abad ini. Sehingga hubungan dan persahabatan generasi muda di masa depan diharapkan lebih terpacu lagi. Sebagai akhir kata, dikemukakan bahwa pihak pemerintah Jepang akan terus berusaha bekerja sama dengan presiden SBY dalam perkembangan hubungan kedua negara.

[Proyek Swasta Senilai 4.2 Miliyar USD Ditandatangani]

Setelah sambutan dari PM Abe, kemudian diselenggarakan penandatanganan proyek-proyek swasta Indonesia - Jepang dengan didampingi kedua pemimpin negara. Terdapat 6 proyek diantaranya, adalah semua di bidang energi, kecuali Nota Kesepahaman(MoU) antara JETRO dan KADIN dengan nilai 4.2 miliyar USD. Ringkasan setiap proyek dijelaskan di bawah ini:

1. Nota Kesepahaman antara JETRO dan KADIN
Nota Kesepahaman antara Kadin dan Jetro, dengan tujuan untuk memperlancar implementasi kerangka JIEPA.yang ditandatangani pada tanggal 28 November 2006 berkaitan dengan penguatan kerjasama.

2. Proyek PLTU Batubara Cirebon 1*660MW.
Proyek IPP ini adalah proyek pembangunan pembangkit energi batubara dengan kapasitas 660MW di daerah Cirebon, Jawa Barat yang ditujukan untuk memasok listrik ke PLN pada tingkat harga sebesar 4.363 cents/kWh selama 30 tahun. Nilai proyek ini adalah sebesar 750 juta USD.

3. Proyek IPP Pembangkit Panas Bumi di Sarulla
Proyek ini akan menjamin pasokan listrik sebesar lebih dari 300 MW ke wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan memanfaatkan energi panas bumi sebagai energi terbarukan, melalui kemitraan dari Indonesia, Jepang dan USA dengan pembiayaan proyek yang dipimpin oleh JBIC sebesar lebih dari 800 juta USD.

4. Perluasan PLTU Batubara Paiton 800MW
Proyek pembangkit energi ini menggunakan tekhnologi supercritical yang ramah lingkungan dan akan dibangun sebagai perluasan dari pembangkit energi yang ada yang dioperasikan oleh Paiton Energy di Jawa Timur. Proyek ini akan dibangun, dimiliki serta dioperasikan oleh Paiton Energy berdasarkan perjanjian pembelian listrik dengan PLN yang bertujuan untuk menyediakan pasokan listrik ke wilayah Jawa, Madura dan Bali, yang akan melayani sekitar 150 juta orang dengan biaya lebih dari 1 milyar USD.

5. Proyek Pencairan Batu Bara
Proyek Pencairan Batu Bara akan menghasilkan produksi minyak dari batubara kualitas rendah , dimana Indonesia memiliki cadangan yang berlimpah. Proyek ini memanfaatkan teknologi khusus Jepang untuk menciptakan sumber energi baru untuk Indonesia dengan biaya sebesar 1.3 milyar USD.

6. Proyek Gas LPG di Indonesia (Indonesia Better Life Project)
Proyek ini akan membangun dan mengoperasikan terminal pendingin LPG dan ITOCHU dengan tujuan untuk memasok LPG ke PERTAMINA dengan pembiayaan jangka panjang sebesar kurang lebih 300 juta USD.

___________________________________________________________________________________

Business Matching Database (TTPP)

Melakukan kemitraan bisnis secara online melalui layanan JETRO


Database tentang kemitraan bisnis secara online yang tersedia gratis, memungkinkan perusahaan dan perorangan diseluruh dunia melakukan kemitraan bisnis melalui sekitar 30,000 usulan dan/atau proposal bisnis. TTPP menjangkau mitra bisnis potensial di Jepang dan dunia internasional. Daftarkan perusahaan anda dan sampaikan proposal bisnis anda melalui TTPP
https://www3.jetro.go.jp/ttppoas/index.html
TTPP juga dapat diakses melalui website KADIN Indonesia http://www.kadin-indonesia.or.id (klik pada bagian “temu usaha”).